Sabtu, 03 Desember 2011

QASAM DALAM AL QURAN


STUDI ULUMUL QURAN I
QASAM DALAM AL-QURAN


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
STUDI ULUMUL QURAN I

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Muhammad Chirzin, M.Ag

 













Disusun Oleh :

                                      Samsul Arifin             :   10530078
                                      Adrika Fithrotul Aini :   10530076


JURUSAN TAFSIR DAN HADITS
FAKULTAS USHULUDDIN, STUDI AGAMA DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2011


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang Masalah
Kesiapan jiwa setiap individu dalam menerima kebenaran dan tunduk dalam cahayanya itu berbeda-beda. Jiwa yang jernih yang fitrahnya tidak ternota kejahatan akan segera menyambut petunjuk dan membukakan pintu hati bagi sinarnya serta berusaha mengikutinya sekalipun petunjuk itu sampai kepadanya hanya sepintas sekilas. Sedang jiwa yang tertutup oleh kejahilan dan gelapnya kebatilan tidak akan tergerak hatinya kecuali dengan peringatan dan kalimat yang keras, dengan qasam (sumpah)dalam perkataan, termasuk salah satu cara memperkuat ungkapan kalimat yang diiringi dengan bukti nyata, sehinggalawan dapat mengakuai apa yang semua diingkarinya.
Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang mashur untuk memantapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu yang ada dalam jiwa individu. Al quran diturunkan untuk manusai, dan manusia mempunyai sikap yang bermacam terhadapnya. Di antara ada yang meragukan, ada yang mengingkari dan ada pula yang amat memusuhi. Karena itu dipakailah Qasam dalam kalamullah, membangun argumentasi,menguatkan khabar dan menetapkan hukum dengan saling sempurna.
B.     Rumusan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
1.      Apa pengertian Qasam dan Model Qasam
2.      Seperti apa Faedah Qasam yang terdapat dalam Al quran
3.      Bagaimana Muqsam bih yang terdapat dalam Al quran
4.      Bagaimana keadaan-keadaan Muqsam 'Alaih yang terdapat dalam Al Quran

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi dan Model Qasam
Aqsam adalah bentuk jamak dari Qasam yang berarti al-hilf  dan al yamin, yakni sumpah. Shighat asli qasam ialah fiil atau kata kerja ”aqsama”atau ahlafa yang dimuta’addi(transitif)-kan dengan “ba’” menjadi muqsam bih(sesuatu yang digunakan untuk bersumpah),kemudian muqsam ilaih yang dinamakan dengan jawab Qsam. Misalnya firman Allah,
(#qßJ|¡ø%r&ur «!$$Î/ yôgy_ öNÎgÏZ»yJ÷ƒr&   Ÿw ß]yèö7tƒ ª!$# `tB ßNqßJtƒ 4 4n?t/ #´ôãur Ïmøn=tã $y)ym £`Å3»s9ur uŽsYò2r& Ĩ$¨Z9$# Ÿw šcqßJn=ôètƒ ÇÌÑÈ
“mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: "Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati". (tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui,( (an-Nahl:38).
Dengan demikian ada tiga unsur dalam sighat qasam(sumpah):fiil  yang ditransitifkan dengan “ba’” muqsam bih dan muqsam ilaih.
Oleh karena Qasam itu sering dipergunakan dalm percakapan maka ia diringkas, yaitu dengan fiil qasam dihilangkan dan dicukupkan dengan “ba’’.[1] Kemudian “ba’” pun diganti dengan “wawu” pada isim dhahir,seperti,

È È@ø©9$#ur #sŒÎ) 4Óy´øótƒ ÇÊÈ  
 “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),”.(Al laila:I)
Dan diganti dengan “ta” pada lafadz dalalah,misalnya
«!$$s?ur ¨byÅ2V{ /ä3yJ»uZô¹r& y÷èt/ br& (#q9uqè? tûï̍Î/ôãB ÇÎÐÈ
57. demi Allah, Sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya[962].
[962] Ucapan-ucapan itu diucapkan Ibrahim a.s.dalam hatinya saja. Maksudnya: Nabi Ibrahim a.s. akan menjalankan tipu dayanya untuk menghancurkan berhala-berhala mereka, sesudah mereka meninggalkan tempat-tempat berhala itu.( (al anbiya:57)
Namun Qasam dengan “ta” ini jarang dipergunakan, sedang yang banyak hanyalah dengan “wawu”.
Qasam dan Yamin, mempunyai makna yang sama. Qasam didenifisikan sebagai “mengikat jiwa(hati) agar tidak melakukan atau melakukan sesuatu, dengan “suatu makna” yang dipandang besar, agung,baik secara hakiki maupun secara i’tiqadi, oleh orang yang bersumpah itu. Sumpah dinamakan juga dengan yamin (tangan kanan), karena orang arab ketika bersumpah memegang tangan kanan orang yang diajak bersumpah[i].
B.     Faedah Qasam dalam Al quran
Bahasa arab mempunyai keistimeaan tersendiri berupa kelembutan ungkapan dan beranekaragam uslubnya sesuai dengan berbagai tujuannya. Lawan bicara (mukhatab) mempunyai beberapa keadaan yang dalam ilmu ma’ani disebut dengan adharubul khabar ats-tsalatsah  atau tiga macam pola penggunaan kalimat berita;ibtida’i dan inkari.
Mukhathab terkadang seorang  yang berhati kosong (khali azh-zhihni),  sama sekali tidak mempunyai persepsi akan kenyataan (hukum) yang diterangkan kepadanya, maka perkataan yang disampaikannya tidak perlu memakai penguat(ta’kid). Perkataan demikian dinamakan Ibtida’i
Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang mashur untuk memantapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu dalam jiwa  individu seseorang. Al quran diturunkan hanya untuk seluruh manusia, dan manusia mempunyai sikap yang bermacam macam terhadapnya. Ada yang ragu- ragu, ada yang menolak, ada yang sangat menantang maka dikuatkan dengan bersumpah adalah untuk menghilangkan keragu-raguan itu,[2] Karena itu pakailah Qasam dalam kalamullah guna untuk menghilangkan keraguan serta melenyapkan kesalapahaman dan membangun argumentasi, menguatkan khabar dan menetapkan hukum dengan cara yang paling sempurna dari segala hal.
C.    Muqsam bih dalam Al quran
Allah bersumpah dengan Dzat-Nya yang kudus dan mempunyai sifat-sifat khusus, atau dengan ayat-ayatNya yang menetapkan eksistensi dan sifat-sifat-Nya. Dan sumpah-Nya dengan sebagian mahluk menunjukkan bahwasannya mahluk itu ter masuk salah satu ayat –Nya yang besar.
Allah telah bersumpah dalam Al quran pada tujuh tempat:
1)      “Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan”(at thagabun:7)
2)      “Dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami." Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku Yang Mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu”.(saba’:3)
3)      “Dan mereka menanyakan kepadamu: "Benarkah (azab yang dijanjikan) itu? Katakanlah: "Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya)."(yunus:53).
4)      “Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama syaitan, kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan berlutut.(maryam:68)
5)      “Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua,(al Hijr:92)
6)      “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya(an-Nisa’:65)
7)      “Maka aku bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat, sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.(al Ma’arij:40:)
Allah bisa bersumpah dengan apa asja yang dikehendakinya. Adapun sumpah manusia dengan selain allah merupakan salah satu bentuk kemusyrikan. Dari Umar bin khatab r.a. diceritakan Rasulullah bersabda :
“barang siapa bersumpah dengan selain Allah, maka ia telah musyrik(kafir) atau telah menyekutukan Allah”.[3]
Pada tempat yang lain, allah bersumpah dengan makhluknya seperti pada awal surat Asy-Samsi(9), pada awal surat Al-lail (92), pada awal surat (al fajr (89), pada awal surat (at-Takwir (81) ayat 15 dan pada awal surat At-tin (95).[4]
Adapun jenis-jenis sumpah dalam Al Quran itu adakalanya nampak dengan secara jelas, tegas dan adakalanya tidak jelas(tersirat).
1.      Zhahir, ialah sumpah yang didalamnya disebutkan fiil Qasam dan muqsam bih. Dan diantaranya ada yang dihilangkan fiil Qasamnya,sebagaimana pada umumnya, karena dicukupkan dengan huruf  jar berupa “ba”.”wawu” dan “ta” dan ada juga yang didahului “la nafi” seperti,
Iw ãNÅ¡ø%é& ÏQöquÎ/ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# ÇÊÈ   Iwur ãNÅ¡ø%é& ħøÿ¨Z9$$Î/ ÏptB#§q¯=9$# ÇËÈ  
1. aku bersumpah demi hari kiamat,
2. dan aku bersumpah dengan jiwa yang Amat menyesali (dirinya sendiri)[1530].
Maksudnya: bila ia berbuat kebaikan ia juga menyesal kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau ia berbuat kejahatan.( al qiamah:1-2).
Sebagian ulama mengatakan la yang berada didua tempat ini adalah “la nafy”, untuk menafikan sesuatu yang tidak disebutkan yang sesuai dengan konteks sumpah.
Ada pula yang mengatakan bahwa “la”  tersebut untuk menafikan Qasam, seakan akan ia mengatakan,” aku tidak bersumpah kepadamu dengan hari itu dan nafsu itu, tetapi aku bertanya kepadamu dengan tanpa bersumpah, apakah kamu mengira bahwa kami tidak akan mengumpulkan tulang belulangmu setelah hancur berantakan karena kematian? Masalahnya udah sangat jelas, sehingga tidak lagi memerlukan sumpah .”
Tetapi juga ada berpendapat, bahwa “la” tersebut adalah Zaidah(tambahan). jawaban Qasam dalam ayat diatas tidak disebutkan, indikasinya adalah ayat yang sesudahnya (Al Qiamah:3) penjelasannya ialah “sungguh kamu akan dibangkitkan dan akan dihisab.”
2.      Mudhmar, yaitu yang didalamnya tidak dijelaskan fiil  Qasam dan tidak pula Muqsan bih, tetapi ia ditunjukkan oleh “Lam taukid” yang masuk dalam  jawab Qasam seperti firman allah:
* žcâqn=ö7çFs9 þÎû öNà6Ï9ºuqøBr& öNà6Å¡àÿRr&ur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar