Minggu, 04 Maret 2012

rijal shahih al bukhari


Pendahuluan
            Studi tentang hadits tidak bisa terlepaskan dari dua aspek yang sangat urgen, yaitu sanad dan matn. Karena keduanya ialah merupakan komposisi pokok dari hadits. Kajian tentang sanad dan matan juga penting untuk dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keautentikan dari sebuah hadits.
Terkait dengan studi/kajian sanad hadits, seseorang tidak bisa terlepas dari nama-nama tokoh yang meriwayatkan hadits (rawi). Ulama klasik banyak yang berpendapat bahwa penilaian (jarh wa al-ta’dil) terhadap perawi hadits, bahkan kepada bapaknya sendiri wajib dilakukan demi menjaga keautentikan dari hadits Nabi.
            Oleh karena itu, banyak bermunculan kitab-kitab yang concern membahas tentang biografi atau profil dari para periwayat hadits Nabi, salah satunya ialah kitab yang akan penulis bahas dalam makalah ini, Rijal Shahih al-Bukhari atau dengan nama lain Al-Bidayah wa Al-Irsyad fi Ma’rifati Ahl al-Tsiqat wa al-Sidad karya dari Imam Abu Nashr al-Kalabadzi.  











Biografi Pengarang
Negeri Bukhara sebagai negeri muara sungai Jihun yang terletak di sebelah utara Afghanistan dan sebelah selatan Ukraina adalah negeri yang banyak melahirkan imam-imam ahli Hadits dan ahli Fiqh. Negeri itu menyimpan kenangan sejarah perjuangan para imam kaum muslim dalam berbagai bidang ilmu Alquran dan Hadits. Salah satu dari sekian banyak ahli tersebut adalah Abu Nashr al-Kalabadzi.
Beliau bernama lengkap Abu Nashr Ahmad bin Muhammad bin al-Husain al-Bukhari al-Kalabadzi. Dinisbatkan pada nama tempat di Bukhara. Al-Kalabadzi, begitu beliau dikenal, lahir pada tahun 323 H. Mengenai wafatnya ada dua pendapat[1], Qadhi Abu al-‘Ala al-Wasithi mengatakan bahwa al-Kalabadzi wafat pada malam sabtu tanggal 23 Jumadil Akhir tahun 398 H. sedangkan Abu al-Walid al-Hasan bin Muhammad al-Darbandi meriwayatkan dari Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bahwa beliau wafat pada malam Ahad, 24 Jumadil Akhir 398 H.
Guru-Gurunya[2]
  1. Al-Haitsam bin Kalib al-Syasyi
  2. Ali bin Muhtaj
  3. Abu Ja’far Muhammad bin Muhammad al-Baghdadi
  4. Abu Ya’la Abdul Mukmin bin Khalaf
  5. Muhammad bin Mahmud bin ‘Utsair al-Nisfiyyin
  6. Abdullah bin Muhammad bin Ya’qub al-Haritsi
  7. Dll

Murid-Muridnya[3]
1.      Muhammad bin Ja’far al-Mustaghfiri
2.      Al-Daruquthni
3.      Al-Hakim
4.      Dll

Penilaian Para Kritikus Hadits Terhadap Abu Nashr Al-Kalabadzi
Saling mengkritik ataupun memuji adalah sesuatu hal yang sudah biasa dalam tradisi hadis atau biasa disebut dengan al-Jarh wa al-Ta’dil. Oleh karena itu, dalam bab ini penulis menyuguhkan beberpa penilaian para ulama’ terhadap Imam Abu Nashr al-Kalabadzi.
Dimulai dengan penilaian dari Al-Najasyi terhadap al-Kalabadzi. Menurutnya Al-Kalabadzi tergolong seorang penulis yang produktif, dengan menghasilkan 100 buku hasil dari buah pena Al-Kalabadzi[4].
Menurut Muhammad bin Ja’far al-Mustaghfiri, al-Kalabadzi tergolong orang yang paling kuat hafalannya pada zamannya.
Tidak jauh berbeda dengan al-Mustaghfiri, Imam Abu Abdillah al-Hatim berkata bahwa al-Kalabadzi adalah seorang penulis dari kalangan Huffadz al-Hadits yang sangat paham dan mengetahui tantang kitab Shahih al-Bukhari.
Masih senada dengan ketiga ulama di atas, Ulama besar Hadits yang terkenal dengan kitab sunan-nya, yakni al-Daruquthni juga memberikan penilaian yang positif terhadap al-Kalabadzi, beliau sering sekali memuji terhadap al-Kalabadzi, beliau mengatakan bahwa al-Kalabadzi adalah orang yang kuat hafalannya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Khatib al-Baghdadi.
Isi Kitab
            Kitab ini merupakan kitab yang cukup lengkap yang mencakup profil-profil para perawi hadits yang terkandung di dalam  kitab Shahih al-Bukhari. Karena di dalamnya terdapat kurang lebih 1525 nama yang terbagi di dalam beberapa bab.
Menurut editor (muhaqqiq) dari kitab ini, Muhammad ‘Aid Muhammad menuturkan bahwa buah pena karya Abu Nashr al-Kalabadzi ini merupakan kitab yang sangat penting dijadikan rujukan dalam mempelajari para perawi hadits yang terdapat dalam kitab Shahih al-Bukhari, bahkan Ibn Hajar al-Asqalani, pengarang kitab Tahdzib al-Tahdzib juga banyak merujuk kepadanya.[5]
Adapun bab-babnya ialah:
No.
Nama Bab
1.
Bab al-Alif hingga bab al-Ya’
2.
Bab al-Kuna
3.
Bab Man Yu’rafu bi Akhihi wa Abihi duna Ismihi
4.
Bab al-Nisa’
-          Azwaj al-Nabi
-          Al-Shahabiyat
-          Al-Tabi’iyyat
-          Man Yu’rafna bi Kunahunna
5.
Bab Mutafarriqat

Sistematika Penulisan Kitab
Dalam menyusun kitab ini, Imam Abu Nashr al-Kalabadzi mempunyai sistematika yang hampir digunakan oleh para pengarang kitab yang lain, diantaranya:
  1. Kitab ini disusun secara mu’jam/alfabetis sesuai dengan urutan huruf hija’iyyah.
  2. Mendahulukan perawi yang bernama Ahmad, dengan alasan untuk memuliakan nama Nabi Muhammad SAW.
  3. Kitab ini dibagi menjadi dua bagian dan beberapa bab.
Bagian pertama beliau menyebutkan profil-profil atau biografi para perawi laki-laki, yang diakhirnya (akhir dari bagian pertama ini) terdapat 1 bab khusus yang menyebutkan rawi-rawi yang terkenal (masyhur) dengan nama kunyah-nya.[6]
Adapun di bagian kedua, Abu Nashr menyebutkan biografi para perawi perempuan.

Metode
Dalam muqaddimah kitab ini, Imam Abu Nashr al-Kalabadzi mengatakan bahwa kitab ini dikhususkan membahas tentang profil para perawi hadits yang meriwayatkan hadits yang terdapat di dalam kitab Shahih al-Bukhari.
Dalam menjelaskan profil perawi, Al-Kalabadzi mempunyai metode yaitu dengan menyebutkan nama asli (tercakup nama asli dan juga nasabnya ke atas) rawinya terlebih dahulu, kemudian disertai dengan nama kunyah dan juga nama laqab-nya. Setelah itu beliau menyebutkan nama guru-gurunya yang terdapat dalam kitab shahih serta dengan menyebutkan murid-muridnya dengan tanpa menyebutkan masa hidupnya. Mengenai masa hidupnya (mencakup tahun lahir, kurun hidup dan tahun wafat) beliau memberikan pendapat-pendapat dari ulama-ulama hadis yang berkenaan dengan tokoh yang dibahas, dan yang tidak ketinggalan ialah pendapat dari Imam al-Bukhari.
Contoh:
Kelebihan
Kelebihan-kelebihan dari kitab ini ialah:
  • Disusun secara alfabetis, sehingga memudahkan pembaca dalam mencari nama tokoh yang akan dicari.
  • Mengkhususkan pembahasan mengenai para perawi perempuan.
  • Mengkhususkan bab  mengenai nama-nama rawi (bab sendiri untuk nama kunyah perawi laki-laki, dan bab sendiri untuk nama kunyah rawi perempuan) yang terkenal dengan nama kunyah-nya. Hal ini sangat memudahkan pembaca untuk mengetahui nama asli dari rawi yang terkenal dengan nama kunyah-nya. Mengingat banyak sekali ditemui di dalam kitab-kitab hadis nama rawi yang terkenal dengan nama kunyah-nya.
  • Menyebutkan pendapat-pendapat ulama-ulama lain mengenai tokoh yang dibahas, terutama pendapat Imam al-Bukhari, sehingga pembaca tidak lagi meragukan penilaian dari Al-Kalabadzi sendiri.
  • Mengkhususkan bab mengenai nama-nama istri Nabi, sahabat-sahabat perempuan, tabi’iyyat.

Kekurangan
·         Informasi yang diberikan sangat singkat, tanpa menjelaskan penilaian ataupun riwayat hidup yang lengkap.
·         Terkadang Al-Kalabadzi hanya menyebutkan pendapat-pendapat para ulama (misalnya pendapat-pendapat mengenai perbedaan tahun wafat dari seorang tokoh), dengan tanpa mengambil satu keputusan manakah dari pendapat yang kuat. Hal ini dapat membingungkan para pembaca untuk menentukan pendapat yang kuat/benar.

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat dipetik dari pembahasan mengenai kitab Rijal Shahih al-Bukhari di atas adalah:
v  Kitab Rijal Shahih al-Bukhari ditulis oleh Abu Nashr Ahmad bin Muhammad bin al-Husain al-Bukhari al-Kalabadzi.
v  Kitab ini hanya dikhususkan untuk membahas rawi-rawi yang terdapat di dalam kitab Shahih al-Bukhari.
v  Hampir tidak seorang pun yang melakukan tajrih (pencelaan) terhadap Abu Nashr al-Kalabadzi.
v  Kitab ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagaimana hasil karya lainnya. Salah satu dari kelebihannya ialah terdapat bab khusus yang membahas rawi-rawi perempuan dengan mengklasifikasikannya dari golongan istri-istri Nabi, Sahabat perempuan, Tabi’iyat (tabi’in perempuan), dsb.


[1] Lihat: Khatib al-Baghdadi, Tarikh Madinah al-Salam. (Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, 2001) hal.122
[2] Abu Nashr al-Kalabadzi, Rijal Shahih al-Bukhari (Beirut: Dar al-Ma’rifat, 1987), hlm.15
[3] Abu Nashr al-Kalabadzi, Rijal Shahih al-Bukhari (Beirut: Dar al-Ma’rifat, 1987), hlm.15
[4] DVD ROM Maktabah Syamilah, Mu’jam al-Muallifin.
[5] Lihat: Abu Nashr al-Kalabadzi, Rijal Shahih al-Bukhari (Beirut: Dar al-Ma’rifat, 1987), hlm. 9.
[6] Abu Nashr al-Kalabadzi, Rijal Shahih al-Bukhari (Beirut: Dar al-Ma’rifat,1987), hlm. 9.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar