Selasa, 26 April 2011

ANTOLOGI PUISI


    
    

    
    
    
LANCENG MELLAS ‘11
A



LAHKAH KAKI KU             

Aku berjalan dengn kakiku yang lumpuh
Kaki yang penuh dengan dosa-dosa
Hati yang kalut berlumuran dosa
Hati yang resah bercucuran dosa
Mengalir sampai kalbu
Bayangan  hantu perasaan menjelma disanubari
Aku bingung...
Setiap kaki ini melangkah
Tak terasa
Alam pun menangis tak henti-henti
Tangisan itu mengalir tak terbatas
seakan-akan menjadi hantu gentayangan
apakah kaki ini yang salah
ataukah bumi ini yang salah
aku bingung
harus bagaimanakah kaki ini melangkah
setiap melangkah ada salah
setiap detik langkahpun pasti salah
apakah kaki ini tercipta untuk salah
ataukah yang punya kaki ini yang salah
aku bingung
semuanya serba salah

yogyakarta 16 – 01-2011



RINTIKAN AIR DIATAS ATAP RUMAH

Rintik-rintik hujan basahi rumah ku
angin bertiup kencang kearah rumah
rintik-rintik Hujan kian tak henti-henti
Semua rumah kau basahi
Tanaman-tanaman kau siram tak henti-henti
Kau pun mengalir tanpa ada tujuan
kau buat ku kedinginan
aku terbaring...
ditumpukan kasur-kasur tua
Merenungi rintikan-rintikan  hujan diatas atap
Ibu yang bingung mencari wadah air hujan
Ayah yang tak pulang-pulang diladang
Terjebak rintikan hujan yang tak henti henti
Rintikan hujan kian lebat
Tiupan angin pun tak bersahabat
Ibu yang mencemaskan ayah
Ayah cemas akan ladangnya
Rintikan hujan semakin jadi-jadi
tetesan air mata ibu mengalir deras dipipi
Menangisi ayah yang tak pulang-pulang
Aku bingung mengapa hal ini terjadi
Akan kah aku menyusul ayah diladang
Akankah aku lawan rintikan hujan ini
Sulit  rasanya ku lawan
Biarlah waktu yang melawannya!

Lanceng mellas  02-02-‘11

KABUT KABUT MERANGKUL YOGYAKARTA

Sunyinya malam membuat hati ini gelisah
Detak detik jantung kian mendesak
Tiupan angin pun menusuk telinga
Kabut-kabut dilangit kian semakin pekat
Merangkul indahnya kota jogya
Rasa gelisah kian mengikat hati
Hati yang resah kan hal ini
Seakan akan menjadi bayangan dalam hati
Kabut -kabut semakin pekat
Menghantui kota jogya
Pandangan mata melotot kearah langit
Langit pun meneteskan air mata
Tetesan-tetesan air mata langit
Mengguyur indahnya kota yogya
Guyuran itu pun melanda kemana-mana
Mengalir tak henti-henti tanpa arah
Ternyata...
Desa desalah sasaran utamanya
Mengapa hal ini terjadi
Mengapa pula hal ini melanda yogyakarta
Kan kah kabut-kabut itu marah
Akan kah tetesan air mata langit
Merupakan kekecewaan Tuhan
Ataukah merupakan kesedihan Yuhan
ataukah semua itu ulah masyarakat yogya
WALLAHU  A’LAAM
Lanceng mellas 02-02-‘11

SECANGKIR KOPI MALAM

Semilirnya angin  malam
buat kaki ini melangkah kewarung kopi
Kaki yang ingin menikmati secangkir kopi
Hati yang sepi ditinggal sang kekasih
kau buat ku tak kesepian
sebatang rokok buat kau tak kesepian
ku resapi secangkir kopi tak henti henti
asap rokok penuhi mulut ku
asap itulah menjadi cinta dalam hati
angin malam merangkul secangkir kopi ku
secangkir kopi yang penuh paradikma dialektis
yang  tak terlepas dari perdebatan –perdebatan panas
permaslahan permasalah kian menjadi jadi
ide ide terlontarkan tanpa disengaja
secangkir kopi malam pun kedinginan
secangkir kopilah  pendingin semuanya


lanceng mellas 05-02-‘11








SENDIRI KU MENUNGGU                            

Malam yang  dingin
Malam yang sepi
Malam yang deras dengan air-air hujan
Untayan kata terlontarkan tanpa paksaan
Diwarung angkringan ku sendirian
Menuggu kawan-kawan tak kunjung datang
Semilir angin pun menyapu jiwa-jiwa yang tenang
Malam yang sepi
Hembusan angin menatap ku
Kawan pun tak datang-datang
Hingga ku sendiri memeluk angin
Duduk tanpa alas tikar
Tanpa atap ku duduk sendiri
Menunggu kawan-kawan tak kunjung datang.

ANGIN,KABUT, BUAT KU KETAKUTAN

Desiran angin menatap rumah ku
Desiran angin menyapa jiwa ku
Desiran angin buat ku ketakutan
Kabut-kabut penuhi langit
Kabut-kabut teteskan air mata
Rintik hujan pun mulai berjatuhan
Rintik hujan mulai penuhi jalanan
Semakin lama rintik hujan itu
Semakin ragu hati ini tuk keluar
Desiran Angin mulai marah
Desiran Angin mulai tak bersahabat
Rintik Hujan pun tak henti-henti
Hujan, angin, selalu tak bersahabat.

KESEPIAN KU HILANG...........

Kebersamaan buat ku tak kesepian
Ditemani kawan-kawan seperjuangan ku
Pesanan kopi tak kunjung datang-datang
Sebatang rokokpun buat ku bersahabat
Kebersamaan buat ku tak kesepian
Dialektika pemikiran terlontarkan dilisan kawan-kawan
Ku termenung kan melihat mereka
Sungguh indah permainan pemikiran diwarung kopi
Lagi-lagi kebersamaan buat ku tak kesepian
Alangkah indah dunia ini
Alngkah senangnya hati ini
Ketika kumpul dengan kawan-kawan seperjuangan
Kebersamaan selalu buat ku tak kesepian.

TAK KUSANGKA....

Tak disangka-sangka malam telah berganti
Tak disangka-sangka mereka pulang tanpa sebab
Tak disangka-sangka segelintir air dari langit turun
Tak disangka-sangka jarum jam berputar tak henti-henti
Ketika semuanya berdiri
Ketika semuanya berlari-lari
Ketika semuanya ter tidur lelap
Ketika semuanya terbarring menatap langit
Tak disangka-sangka jogya diguyur hujan lebat
Ku Tak bisa pulang
Ku Tak bisa keluar kemana-mana
Menikmati kopi dingin,sisa-sisa rokok yang kusang
Hujan pun tak henti-henti mengguyur yogyakarta.

SEBUAH PERMAINAN...

Permainan bagaikan emosi
Permainan bagaikan sebuah dimensi
Permainan buat ku tak emosi
Permainan pula buat mereka tak ingat emosi
Mereka duduk
Mereka berdiri
Seakan akan tak ingat mati
Sebuah permainan kan mati ketika mereka emosi
Permainan kan lunak ketika mereka mengerti
Itulah hidup, permainan dan harus dimengerti.

TATAPAN SEJUTA MATA

Sejuta mata buat semuanya ketakutan
Sejuta mata buat semuanya lumpuh
Sejuta mata buat semuanya ilang ingatan
Sejuta mata buat semuanya tak terarah
Sejuta mata buat semuanya menangis
Sejuta mata buat semuanya tak sadar
Sejuta mata buat semuanya buta kan keadaan
Sejuta mata buat semuanya lupa diri
Sehingga Tatapan matanya buat ku menggigil
Seakan-akan buat ku tak berdaya
Tajamnya mata mu  tak setajam pisau
Tatapan matanya buat jiwa ini semakin menggigil
Jiwa yang tenang akan kedamaian
Dalam menghadapi realitas yang ada
begitulah sejuta mata dalam tatapan realitas kehidupan.

PAGI YANG CERAH,SINARI JIWA YANG SEPI

Pagi yang cerah
Pagi yang indah
Pagi yang penuh sinaran matahari
Menyinari jiwa-jiwa yang sepi
Menghidupkan jiwa-jiwa yang mati
Membuat hati ini tak sepi
Ku mencoba menatap langit-langit yang terang
Ku mencoba menatap birunya langit
Agar jiwa-jiwa ku tenang
Teriknya matahri membakar kulit ini
Tapi, ku kan lawan dengan senyuman dipagi hari.

JIWA YANG TENANG

Rasakan cinta kedamaian diantara kita
Rasakan jiwa yang damai diantara mereka
Hapuslah kenangan pahit diantara kita
Bukalah lembaran baru diatara mereka
Dimana semuanya tak terasakan dalam jiwa-jiwa kita
Bergegaslah kawan, rangkul mereka dalam jiwa kita
Peluk erat tubuhnya dan rasakan kedamaian
Kedamaian yang buat kita lupa semua emosi
Kedamaian yang selalu terbentuk dalam jiwa-jiwa yang mati.

Lanceng mellas 06-04-‘11




GELAS KOSONG, TANDA MEREKA BERDUA

Gellas-gellas menatap wajah ku
Gelas yang kosong tak terisi apapun
 menatap wajah teman  disamping  ku
senyum,candatawa buat mereka berdua asik bergurau
lirik-lirik matanya tak ku liat diwajah mereka berdua
seakan-akan tak menghiraukan teman yang duduk disebelahnya
gelas yang tadinya kosong buat mereka kaget
pecah jadi dua disekeliling laptop ku
gelas pecah menatap wajah mereka berdua
menangis diatas meja yang mereka tempati
seakan-akan menjadi bukti nyata kan kecewaannya
bukti nyata yang dilampiaskan kepada mereka berdua
tuk melirik kawan disebelah mereka berdua
yang tak dihiraukan kedatangnya
gelas tanda bukti bagi mereka berdua.
Lanceng mellas 07-04- 2011

RATAPAN SEORANG ANAK

Ibu ada dimana sekarang...
Kenapa ibu pergi gak bilang-bilang
ku kangen ibu
ku kangen  wajah ibu
Kenapa ibu pergi gak bilang-bilang
ku kangen pelukan ibu
Kapan ibu peluk aku lagi
Bu... cepat-cepat pulang
Adik nangis terus semenjak ibu pergi
Bu... kapan pulang ku kangen sama ibu

SAJAK BUAT SAHABAT

Sobat dimalam yang gelap ini
Dimana semua orang tertidur lelap
Dikasur-kasur ranjang mereka
Sedang kita berkumpul dimalam yang gelap ini
Malam yang penuh bintang-bintang
Malam yang sunyi kan suara jangkrik
Dilangit yang penuh bintang-bintang ini
Ku tuliskan sejuta kenangan bersama mu
Ku tulis sejuta impian bersama mu
Tentang Sejuta persahabatan antara kita
Sejuta kenangan,impian yang tak terhapuskan dibenak kita
Sebuah Persahabatan yang diikat tali persaudaraan
Yang di dasari solidaritas serta loyalitas yang tinggi
Yang sekiranya menjadi saksi kehidupan kita bersama
Membuat dunia mencatat
Tentang persahabatab kita bersama.
Lanceng mellas 07-04-‘11

NENEK TUA

Mendorong grobak dipinggir-pinggir jalan
Air keringat buatnya basahi jalanan
Merantau ke manakah anak-anaknya
Ataukah tak punya anak,,,
Tatapan matanya buat
Hati ku berkata
Meski nenek itu mendorong grobaknya
Tak sedikitpun tampak lelah diwajahnya
Sungguh nenek yang tak pernah lelah
Walau terik matahari buatnya kepanasan.

PETIKAN SENAR GITAR BUAT KU BERKARYA

Ku petik senar gitar ku dipinggiran pantai
Dilaut yang terhampar luas
Petikan senar gitar Senada buat ku berkarya
Walau badai menerpa pasir alaut
Tak sedikit pun buat ku ketakutan
Tetap saja ku berkarya
Meraih mimpi-mimpi ku yang sempurna
Hanya demi merangkul dunia

UP DATE STATUS

Tak terlintas dibenak ku tuk beranjak kewarnet
Ku Duduk santai sambil ku buka Fb ku
Tak sadar ku liat status baru ku
Ribuan kawan tak ku kenal ikut berkomentar
Satu pesan ku terima buat ku ketawa
Memanja ria distatus ku
Melihat tulisan kawan-kawan
Disitulah terbesit dibenak ku tuk buat status baru












JALAN SIMPANG LIMA
Di jalan Simpang lima secara tak sadar ku liat kearah kiri
Ku goyangkan badan ini secara tak sadar dipinggir jalan
Ku liat segerombolan peminta-minta berdiri disamping lampu merah
Ternya tak kusangka mereka menanti kedatangan mobil-mobil
Dipinggir lampu merah mereka buat lahan kerja buat makan sehari-hari
Mereka berdiri tanpa alas kaki
Mereka berdiri sambil timang-timang anak mereka
Terik matahari pun tak buat mereka kepanasan
Segujuran badan penuhi keringat
Terikan matahari tak buatnya pantang menyerah
Walau hasil pendapatannya Cuma cukup buat makan sehari
Mereka pun rela berdiri diterik panasnya matahari
Meski badan penuhi keringat
Lampu merah tanda rezeqi bagi kaum peminta-minta






    
    
    
LANCENG MELLAS ‘11
A



LAHKAH KAKI KU             

Aku berjalan dengn kakiku yang lumpuh
Kaki yang penuh dengan dosa-dosa
Hati yang kalut berlumuran dosa
Hati yang resah bercucuran dosa
Mengalir sampai kalbu
Bayangan  hantu perasaan menjelma disanubari
Aku bingung...
Setiap kaki ini melangkah
Tak terasa
Alam pun menangis tak henti-henti
Tangisan itu mengalir tak terbatas
seakan-akan menjadi hantu gentayangan
apakah kaki ini yang salah
ataukah bumi ini yang salah
aku bingung
harus bagaimanakah kaki ini melangkah
setiap melangkah ada salah
setiap detik langkahpun pasti salah
apakah kaki ini tercipta untuk salah
ataukah yang punya kaki ini yang salah
aku bingung
semuanya serba salah

yogyakarta 16 – 01-2011



RINTIKAN AIR DIATAS ATAP RUMAH

Rintik-rintik hujan basahi rumah ku
angin bertiup kencang kearah rumah
rintik-rintik Hujan kian tak henti-henti
Semua rumah kau basahi
Tanaman-tanaman kau siram tak henti-henti
Kau pun mengalir tanpa ada tujuan
kau buat ku kedinginan
aku terbaring...
ditumpukan kasur-kasur tua
Merenungi rintikan-rintikan  hujan diatas atap
Ibu yang bingung mencari wadah air hujan
Ayah yang tak pulang-pulang diladang
Terjebak rintikan hujan yang tak henti henti
Rintikan hujan kian lebat
Tiupan angin pun tak bersahabat
Ibu yang mencemaskan ayah
Ayah cemas akan ladangnya
Rintikan hujan semakin jadi-jadi
tetesan air mata ibu mengalir deras dipipi
Menangisi ayah yang tak pulang-pulang
Aku bingung mengapa hal ini terjadi
Akan kah aku menyusul ayah diladang
Akankah aku lawan rintikan hujan ini
Sulit  rasanya ku lawan
Biarlah waktu yang melawannya!

Lanceng mellas  02-02-‘11

KABUT KABUT MERANGKUL YOGYAKARTA

Sunyinya malam membuat hati ini gelisah
Detak detik jantung kian mendesak
Tiupan angin pun menusuk telinga
Kabut-kabut dilangit kian semakin pekat
Merangkul indahnya kota jogya
Rasa gelisah kian mengikat hati
Hati yang resah kan hal ini
Seakan akan menjadi bayangan dalam hati
Kabut -kabut semakin pekat
Menghantui kota jogya
Pandangan mata melotot kearah langit
Langit pun meneteskan air mata
Tetesan-tetesan air mata langit
Mengguyur indahnya kota yogya
Guyuran itu pun melanda kemana-mana
Mengalir tak henti-henti tanpa arah
Ternyata...
Desa desalah sasaran utamanya
Mengapa hal ini terjadi
Mengapa pula hal ini melanda yogyakarta
Kan kah kabut-kabut itu marah
Akan kah tetesan air mata langit
Merupakan kekecewaan Tuhan
Ataukah merupakan kesedihan Yuhan
ataukah semua itu ulah masyarakat yogya
WALLAHU  A’LAAM
Lanceng mellas 02-02-‘11

SECANGKIR KOPI MALAM

Semilirnya angin  malam
buat kaki ini melangkah kewarung kopi
Kaki yang ingin menikmati secangkir kopi
Hati yang sepi ditinggal sang kekasih
kau buat ku tak kesepian
sebatang rokok buat kau tak kesepian
ku resapi secangkir kopi tak henti henti
asap rokok penuhi mulut ku
asap itulah menjadi cinta dalam hati
angin malam merangkul secangkir kopi ku
secangkir kopi yang penuh paradikma dialektis
yang  tak terlepas dari perdebatan –perdebatan panas
permaslahan permasalah kian menjadi jadi
ide ide terlontarkan tanpa disengaja
secangkir kopi malam pun kedinginan
secangkir kopilah  pendingin semuanya


lanceng mellas 05-02-‘11








SENDIRI KU MENUNGGU                            

Malam yang  dingin
Malam yang sepi
Malam yang deras dengan air-air hujan
Untayan kata terlontarkan tanpa paksaan
Diwarung angkringan ku sendirian
Menuggu kawan-kawan tak kunjung datang
Semilir angin pun menyapu jiwa-jiwa yang tenang
Malam yang sepi
Hembusan angin menatap ku
Kawan pun tak datang-datang
Hingga ku sendiri memeluk angin
Duduk tanpa alas tikar
Tanpa atap ku duduk sendiri
Menunggu kawan-kawan tak kunjung datang.

ANGIN,KABUT, BUAT KU KETAKUTAN

Desiran angin menatap rumah ku
Desiran angin menyapa jiwa ku
Desiran angin buat ku ketakutan
Kabut-kabut penuhi langit
Kabut-kabut teteskan air mata
Rintik hujan pun mulai berjatuhan
Rintik hujan mulai penuhi jalanan
Semakin lama rintik hujan itu
Semakin ragu hati ini tuk keluar
Desiran Angin mulai marah
Desiran Angin mulai tak bersahabat
Rintik Hujan pun tak henti-henti
Hujan, angin, selalu tak bersahabat.

KESEPIAN KU HILANG...........

Kebersamaan buat ku tak kesepian
Ditemani kawan-kawan seperjuangan ku
Pesanan kopi tak kunjung datang-datang
Sebatang rokokpun buat ku bersahabat
Kebersamaan buat ku tak kesepian
Dialektika pemikiran terlontarkan dilisan kawan-kawan
Ku termenung kan melihat mereka
Sungguh indah permainan pemikiran diwarung kopi
Lagi-lagi kebersamaan buat ku tak kesepian
Alangkah indah dunia ini
Alngkah senangnya hati ini
Ketika kumpul dengan kawan-kawan seperjuangan
Kebersamaan selalu buat ku tak kesepian.

TAK KUSANGKA....

Tak disangka-sangka malam telah berganti
Tak disangka-sangka mereka pulang tanpa sebab
Tak disangka-sangka segelintir air dari langit turun
Tak disangka-sangka jarum jam berputar tak henti-henti
Ketika semuanya berdiri
Ketika semuanya berlari-lari
Ketika semuanya ter tidur lelap
Ketika semuanya terbarring menatap langit
Tak disangka-sangka jogya diguyur hujan lebat
Ku Tak bisa pulang
Ku Tak bisa keluar kemana-mana
Menikmati kopi dingin,sisa-sisa rokok yang kusang
Hujan pun tak henti-henti mengguyur yogyakarta.

SEBUAH PERMAINAN...

Permainan bagaikan emosi
Permainan bagaikan sebuah dimensi
Permainan buat ku tak emosi
Permainan pula buat mereka tak ingat emosi
Mereka duduk
Mereka berdiri
Seakan akan tak ingat mati
Sebuah permainan kan mati ketika mereka emosi
Permainan kan lunak ketika mereka mengerti
Itulah hidup, permainan dan harus dimengerti.

TATAPAN SEJUTA MATA

Sejuta mata buat semuanya ketakutan
Sejuta mata buat semuanya lumpuh
Sejuta mata buat semuanya ilang ingatan
Sejuta mata buat semuanya tak terarah
Sejuta mata buat semuanya menangis
Sejuta mata buat semuanya tak sadar
Sejuta mata buat semuanya buta kan keadaan
Sejuta mata buat semuanya lupa diri
Sehingga Tatapan matanya buat ku menggigil
Seakan-akan buat ku tak berdaya
Tajamnya mata mu  tak setajam pisau
Tatapan matanya buat jiwa ini semakin menggigil
Jiwa yang tenang akan kedamaian
Dalam menghadapi realitas yang ada
begitulah sejuta mata dalam tatapan realitas kehidupan.

PAGI YANG CERAH,SINARI JIWA YANG SEPI

Pagi yang cerah
Pagi yang indah
Pagi yang penuh sinaran matahari
Menyinari jiwa-jiwa yang sepi
Menghidupkan jiwa-jiwa yang mati
Membuat hati ini tak sepi
Ku mencoba menatap langit-langit yang terang
Ku mencoba menatap birunya langit
Agar jiwa-jiwa ku tenang
Teriknya matahri membakar kulit ini
Tapi, ku kan lawan dengan senyuman dipagi hari.

JIWA YANG TENANG

Rasakan cinta kedamaian diantara kita
Rasakan jiwa yang damai diantara mereka
Hapuslah kenangan pahit diantara kita
Bukalah lembaran baru diatara mereka
Dimana semuanya tak terasakan dalam jiwa-jiwa kita
Bergegaslah kawan, rangkul mereka dalam jiwa kita
Peluk erat tubuhnya dan rasakan kedamaian
Kedamaian yang buat kita lupa semua emosi
Kedamaian yang selalu terbentuk dalam jiwa-jiwa yang mati.

Lanceng mellas 06-04-‘11




GELAS KOSONG, TANDA MEREKA BERDUA

Gellas-gellas menatap wajah ku
Gelas yang kosong tak terisi apapun
 menatap wajah teman  disamping  ku
senyum,candatawa buat mereka berdua asik bergurau
lirik-lirik matanya tak ku liat diwajah mereka berdua
seakan-akan tak menghiraukan teman yang duduk disebelahnya
gelas yang tadinya kosong buat mereka kaget
pecah jadi dua disekeliling laptop ku
gelas pecah menatap wajah mereka berdua
menangis diatas meja yang mereka tempati
seakan-akan menjadi bukti nyata kan kecewaannya
bukti nyata yang dilampiaskan kepada mereka berdua
tuk melirik kawan disebelah mereka berdua
yang tak dihiraukan kedatangnya
gelas tanda bukti bagi mereka berdua.
Lanceng mellas 07-04- 2011

RATAPAN SEORANG ANAK

Ibu ada dimana sekarang...
Kenapa ibu pergi gak bilang-bilang
ku kangen ibu
ku kangen  wajah ibu
Kenapa ibu pergi gak bilang-bilang
ku kangen pelukan ibu
Kapan ibu peluk aku lagi
Bu... cepat-cepat pulang
Adik nangis terus semenjak ibu pergi
Bu... kapan pulang ku kangen sama ibu

SAJAK BUAT SAHABAT

Sobat dimalam yang gelap ini
Dimana semua orang tertidur lelap
Dikasur-kasur ranjang mereka
Sedang kita berkumpul dimalam yang gelap ini
Malam yang penuh bintang-bintang
Malam yang sunyi kan suara jangkrik
Dilangit yang penuh bintang-bintang ini
Ku tuliskan sejuta kenangan bersama mu
Ku tulis sejuta impian bersama mu
Tentang Sejuta persahabatan antara kita
Sejuta kenangan,impian yang tak terhapuskan dibenak kita
Sebuah Persahabatan yang diikat tali persaudaraan
Yang di dasari solidaritas serta loyalitas yang tinggi
Yang sekiranya menjadi saksi kehidupan kita bersama
Membuat dunia mencatat
Tentang persahabatab kita bersama.
Lanceng mellas 07-04-‘11

NENEK TUA

Mendorong grobak dipinggir-pinggir jalan
Air keringat buatnya basahi jalanan
Merantau ke manakah anak-anaknya
Ataukah tak punya anak,,,
Tatapan matanya buat
Hati ku berkata
Meski nenek itu mendorong grobaknya
Tak sedikitpun tampak lelah diwajahnya
Sungguh nenek yang tak pernah lelah
Walau terik matahari buatnya kepanasan.

PETIKAN SENAR GITAR BUAT KU BERKARYA

Ku petik senar gitar ku dipinggiran pantai
Dilaut yang terhampar luas
Petikan senar gitar Senada buat ku berkarya
Walau badai menerpa pasir alaut
Tak sedikit pun buat ku ketakutan
Tetap saja ku berkarya
Meraih mimpi-mimpi ku yang sempurna
Hanya demi merangkul dunia

UP DATE STATUS

Tak terlintas dibenak ku tuk beranjak kewarnet
Ku Duduk santai sambil ku buka Fb ku
Tak sadar ku liat status baru ku
Ribuan kawan tak ku kenal ikut berkomentar
Satu pesan ku terima buat ku ketawa
Memanja ria distatus ku
Melihat tulisan kawan-kawan
Disitulah terbesit dibenak ku tuk buat status baru












JALAN SIMPANG LIMA
Di jalan Simpang lima secara tak sadar ku liat kearah kiri
Ku goyangkan badan ini secara tak sadar dipinggir jalan
Ku liat segerombolan peminta-minta berdiri disamping lampu merah
Ternya tak kusangka mereka menanti kedatangan mobil-mobil
Dipinggir lampu merah mereka buat lahan kerja buat makan sehari-hari
Mereka berdiri tanpa alas kaki
Mereka berdiri sambil timang-timang anak mereka
Terik matahari pun tak buat mereka kepanasan
Segujuran badan penuhi keringat
Terikan matahari tak buatnya pantang menyerah
Walau hasil pendapatannya Cuma cukup buat makan sehari
Mereka pun rela berdiri diterik panasnya matahari
Meski badan penuhi keringat
Lampu merah tanda rezeqi bagi kaum peminta-minta






Tidak ada komentar:

Posting Komentar